BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan memastikan terdapat 10 santri asal Bangkalan yang menjadi korban meninggal dunia dalam insiden runtuhnya bangunan salah satu pondok pesantren di Kabupaten Sidoarjo.

Kepala BPBD Bangkalan, Zainul Qomar, menyampaikan bahwa data tersebut diperoleh setelah pihaknya berkoordinasi dengan BPBD Sidoarjo dan tim penanggulangan bencana di Jawa Timur.

“Kami telah menerima laporan resmi hasil identifikasi korban dari pihak terkait. Dari data yang kami himpun, terdapat 10 santri asal Kabupaten Bangkalan yang menjadi korban meninggal dunia dalam musibah tersebut,” ujar Zainul Qomar, Rabu (8/10/2025).

Adapun sebaran asal kecamatan korban dari Bangkalan adalah sebagai berikut:

Kecamatan Blega : 4 orang

Kecamatan Kamal : 2 orang

Kecamatan Tanjung Bumi : 1 orang

Kecamatan Labang : 1 orang

Kecamatan Modung : 2 orang

Zainul Qomar menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah yang menimpa para santri tersebut. Ia juga memastikan bahwa pihak BPBD Bangkalan terus melakukan koordinasi lintas daerah untuk memastikan proses pemulangan jenazah dan pendampingan bagi keluarga korban berjalan dengan baik.

“Kami atas nama pemerintah daerah menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban. Saat ini BPBD Bangkalan terus berkoordinasi dengan BPBD Sidoarjo dan Pemprov Jatim untuk memastikan proses penanganan korban berjalan lancar. Kami juga siap memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka, baik dalam proses pemulangan maupun bantuan lanjutan,” tambahnya.

Selain itu, Zainul Qomar menegaskan bahwa BPBD Bangkalan menyiagakan tim logistik dan relawan untuk membantu keluarga korban yang membutuhkan pendampingan di lapangan.

“Kami berkomitmen untuk hadir dan membantu, baik dari sisi logistik maupun pendampingan psikososial bagi keluarga korban. Ini menjadi bentuk nyata perhatian Pemkab Bangkalan terhadap warganya yang terkena musibah, di manapun mereka berada,” tutupnya.

Musibah ini menjadi duka mendalam bagi seluruh masyarakat Bangkalan. Pemerintah daerah melalui berbagai perangkat, termasuk BPBD dan Dinas Sosial, terus berupaya memastikan agar setiap korban dan keluarga yang terdampak mendapatkan perhatian serta bantuan yang layak.