DUA bulan penuh tanpa mengenal lelah, Tasya Kamila, salah satu peserta Jumbara Palang Merah Remaja (PMR) X tingkat Jawa Timur tahun 2025, mengisi harinya dengan latihan. Pagi maupun sore, gadis muda asal Bangkalan itu membiasakan dirinya berdisiplin, menyesuaikan jadwal belajar di madrasah dengan agenda latihan demi membawa nama baik daerahnya.

“Kalau pagi itu biasanya pas hari libur, kalau hari biasa latihan sore, jam 4 atau jam 2 sampai selesai. Bahkan kadang harus izin dari kegiatan madrasah. Tapi memang semua dilakukan dengan fokus,” ungkap Miftahol, orang tua Tasya, saat acara pemberangkatan peserta Jumbara di Pendopo Agung Bangkalan, Selasa (16/9/2025).

Miftahol menuturkan, awalnya Tasya masih bingung dengan kegiatan PMI. Namun berkat bimbingan dan pelatihan rutin dari PMI Bangkalan, ia mulai beradaptasi dan memahami esensi dari kegiatan kemanusiaan. “Alhamdulillah, sekarang sudah mulai paham. Yang terpenting, kegiatan ini sangat positif karena melatih anak-anak sejak dini untuk peduli pada kemanusiaan,” ujarnya.

Tasya bukan satu-satunya. Ia bergabung bersama 46 peserta lain dari Bangkalan—13 peserta tingkat Mula, 18 Madya, dan 16 Wira—yang akan mewakili daerah di ajang Jumbara di Bumi Perkemahan Semen Gresik pada 17–21 September 2025. Mereka dilepas langsung oleh Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, dengan penuh harapan.

“Teman-teman yang ikut Jumbara ini nantinya, setelah kembali ke Bangkalan, bisa menjadi teladan. Mengajak teman-temannya, keluarga, dan lingkungannya untuk bersama-sama peduli pada kemanusiaan. Itu yang paling penting,” tegas Bupati Lukman.

Ia menambahkan, keikutsertaan Bangkalan bukan hanya sekadar partisipasi, melainkan juga proses pembentukan karakter generasi muda yang peduli. “Ke depan, kami berharap Bangkalan bisa menjadi tuan rumah Jumbara. Dengan begitu, kita bisa mengenalkan Bangkalan sekaligus membangun semangat kemanusiaan yang lebih luas,” katanya.

Perjalanan Tasya Kamila adalah gambaran kecil dari semangat besar anak-anak Bangkalan. Dari disiplin latihan, pengorbanan waktu belajar, hingga tekad membawa nama daerah, semuanya bermuara pada satu nilai: kemanusiaan. Dan seperti pesan bupati, api kecil dari perjuangan Tasya dan kawan-kawannya di Jumbara ini diharapkan bisa menyulut kepedulian lebih besar bagi masyarakat Bangkalan.